Review Buku

{Book Review} Love, Hate, & Hocus Pocus

love, hate, & hocus pocus

 

Judul : Love, Hate, & Hocus Pocus

Penulis : Karla M. Nashar

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Published : 2013 (Cet. 7)

Jumlah halaman: 263 halaman

Rating : 3/5

Sinopsis : 

Hate at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis––sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.

Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong bahasa Inggris, barang-barang harus label desainer, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia.

Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih suka banget pakai merek lokal?

Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, atau apa pun yang berhubungan dengan dunia pernujuman.

Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus––bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta memori samar tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!

“This place is a dream. Only sleepers considers it real.” –Rumi

Hate at first sight. Mungkin itu terdengar aneh. Tapi, bagi para pecinta novel, hal ini bukanlah hal yang biasa lagi. Benci di kala pertama bertemu. Dan jatuh cinta pada akhirnya. Iya, kan Troy Mardian? *plak*

Novel ini berkisah tentang Gadis Parasayu, wanita karir yang cukup sukses dan dimutasi ke pusat karena prestasinya. Di BPI, tempat Gadis bekerja inilah dia harus berhadapan dengan Troy Mardian. The most eligible bachelor in Indonesia yang gantengnya nggak karuan, brilian, berotak, tapi sengak! Huh! Siapa yang mau dengan makhluk yang tercerabut dari akarnya seperti Troy? Orangtua Indonesia asli. Wajah jelas bukan bule. But, everyday is English and contact-lens in various color.

Sayangnya, Gadis adalah tipe orang yang nasionalis banget. Cantik khas Indonesia. Tubuh yang tidak terlalu tinggi namun proporsional. Kulit kuning langsat dan wajah yang Indonesia banget bikin dia menarik tentu saja. Dan tentu saja, kehidupan mereka berdua yang berbeda ‘keyakinan’ jadi bikin mereka makin sering berantem. Kedua makhluk yang bagaikan kucing dan anjing ini tidak pernah melewatkan satu hari pun untuk bertengkar sejak pertemuan pertama mereka yang nonsense! (kata pertama yang keluar dari mulut Troy saat bertemu gadis. xixixi)

Dan nggak asyiknya, mereka harus bekerja satu tim dan bekerjasama untuk mencari siapa pelaku yang membuat perusahaan mereka terkena kasus akibat obat baru yang terpapar sinar matahari terlalu lama.

Puncaknya, di saat malam ulang tahun ke 50 perusahaan mereka. Lagi nggak berantem nih, ceritanya. And, When Mars and Venus in one straight alignment position. Dan saat wanita tua gipsi mulai memberikan kalimat pengantarnya, mereka berdua pun tertawa. Menertawakan si wanita tua itu yang bergaya bak peramal. Ya, mereka berdua memang selalu berantem. Tapi, kalau udah urusan ramalan mereka bakalan kompak menertawakannya.

“BEWARE! For you will feel the magic now!!!” – p.161

Bagaikan sihir yang benar-benar terjadi. Mereka berdua seolah tersedot ke dalam sihir tersebut. Tak ada yang sadar kapan mereka pergi. Dan ketika nama mereka dipanggil, mereka mengumumkan pertunangan mereka. Lalu, semua menjadi jelas. Mereka sudah MENIKAH sekarang.

Novel ini, sebenernya udah direkomendasiin temen saya dari zaman semester satu di kala masih menjadi mahasiswa baru yang unyu gila sampai akhirnya baru sempet kepikiran dan dibeli pas udah mau masuk semester lima.

Dan novel ini, sukses bikin gue menyesal! Menyesal setengah mati karena kenapa nggak gue beli sejak semester satu. Jadi, gue nggak perlu bermuram durja dan nggak bisa move on  dari Kafka. u.u

Novel ini sukses bikin gue nggak tidur semalaman dan ketawa pas tengah malam di kosan. Tingkah laku kedua tokohnya bikin gemes. Marahan-baikan-marahan-baikan lagi. Meskipun, progress cinta yang tumbuh diantara mereka berdua terkesan lambat sebelum ‘kutukan laknat’ itu ada. Emang sih. Benci nggak serta merta jadi cinta begitu aja, kan? Terlalu klise kalo menurut gue.

Udah deh. Nggak bisa berkata apa-apa lagi selain suka banget sama yang satu ini. Meskipun gue lebih suka cover yang lama. Tapi, apa boleh buat. Seenggaknya di novel yang ini, typo sudah tidak sebertebaran cetakan pertama. Meskipun, katanya di cetakan ketujuh yang gue beli ini, katanya ada beberapa kalimat yang dihapus. *nggak tahu di bagian mananya* Overall, 3 of 5 stars. Lumayan buat dijadikan hiburan. Love you, Troy :-* But, still, Kafka always in my heart. Masih belum bisa terima dengan cowok metroseks model kaya Troy. Huhu. Dan, jangan kaget sama unpredictable ending yang bikin cengo. Hahaha.

Beberapa kalimat favorit dalam novel yang bisa dijadiin bahan perenungan :

Mereka berusaha menjadikan diri mereka orang lain dengan berbagai atribut barang mahal yang sengaja mereka beli untuk menimbulkan citra tertentu. Citra yang sebenarnya bukan milik mereka, namun hasil cuci otak kaum kapitalis yang ingin menjual produk mereka dari masyarakat. – p. 23

Dalam penanganan krisis seperti ini, setiap detik sangat berarti. Karena setiap detik bisa berarti berkah bisa juga bencana. – p. 33

Leave a comment